Wonogiri Nduwe Kopi sebagai Inovasi Unggulan dalam PPD Jawa Tengah 2023
Wonogiri Nduwe Kopi sebagai Inovasi Unggulan Penghargaan Pembangunan Daerah Jawa Tengah 2023
Ribuan pepatah tentang kebersamaan, tentang persatuan, bertebaran di internet. Namun kisah-kisah apik tentang perjuangan bersama sekelompok orang, tidak semuanya tercatat dan terceritakan.
Wonogiri Nduwe Kopi dengan banyak kegiatannya adalah bagian dari ikhtiar kami untuk mencatatkan sebuah kegiatan bersama yang kami yakini, kelak akan mempunyai peran besar bagi masyarakat Kabupaten Wonogiri khususnya dalam industri kopi.
1 Februari 2023, kemarin sore, dalam penilaian Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) Provinsi Jateng, Wonogiri Nduwe Kopi dipresentasikan Pemkab Wonogiri sebagai inovasi utama.
Program ini dipandang Pemkab #Wonogiri paling sesuai dengan tema besar RKP (Rencana Kerja Pemerintah) yakni “Peningkatan Produktivitas untuk Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan”
Re-Branding Kopi Wonogiri Melalui Program Pemberdayaan Wonogiri Nduwe Kopi
“Wonogiri Nduwe Kopi, Wonogiri Nandur Kopi, Wonogiri Nggone Kopi, terdengar sebagai sebuah kesederhanaan namun terasa segar. Dari namanya sudah tergambar arah dan roadmap ke depannya.”
Ketika yang berpendapat demikian adalah tokoh seperti Dr. Prasetyo Ariwibowo, SH, M.Soc.Sc yang pernah menjabat Kepala Bappeda Litbang Jawa Tengah dan Pj Sekda Jawa Tengah, tentu kami sangat bangga.
Beliau menjadi salah satu anggota dewan penilai di PPD Jateng 2023 bersama 5 pakar & akademisi lainnya, diantaranya Dr. Rutiana Dwi, Dr.Dra, Sri Yuwanti, dan Akhmad Syakir Kurnia SE MSi PhD.
Penghargaan Pembangunan Daerah Jawa Tengah 2023 ini tentu akan menjadi titik start berikutnya untuk kemajuan industri kopi di Wonogiri. Harapan kita semua, tentu yang bergabung ikut berjuang akan semakin banyak, sehingga kebermanfaatannya juga semakin luas.
Sejak awal, kami tidak pernah menjadikan #WonogiriNduweKopi sebagai milik perseorangan. Ketika sorotan tentangnya mengarah ke #Wonogirich itu hanya imbas dari kebanggaan kami dalam menggaungkannya.
Kami adalah loncengnya, teman-teman semua yang menjadi pemukulnya. Tanpa teman-teman, lonceng itu tidak akan pernah berbunyi dan tak terdengar khalayak ramai. Dan ketika nanti yang berperan menjadi lonceng semakin banyak, tentu kisahnya akan semakin jauh bergema.